G20 Presidensi
G20 Presidensi adalah forum ekonomi dunia yang memiliki peran penting dalam menentukan jalan bagi masa depan pertumbuhan ekonomi global. G20 adalah Group Of Twenty yang merupakan kelompok informal dari 19 negara dan Uni Eropa, serta perwakilan dari International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB). G20 memiliki posisi strategis karena secara kolektif mewakili sekitar 65% penduduk dunia, 79% perdagangan global, dan setidaknya 85% perekonomian dunia. Tujuan dari diadakannya Konferensi Tingkat Tinggi G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, dan inklusif. Hal ini dikarenakan dalam G20 terdapat negara-negara baik negara maju dan berkembang yang tergabung yakni Negara dikawasan Asia, Amerika, Latin, dan Rusia yang bersama-sama bekerja sama mengatasi krisis di negara pada kawasan tersebut.
Tuan Rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20
Periode Presidensi G20 kali ini mengusung tema “Recover Together Recover Stronger”. Periode ini direncanakan berlangsung selama satu tahun yang dimulai dari 1 Desember 2021 hingga November 2022. Sedangkan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 akan dilaksanakan di Nusa Dua, Bali pada 15-16 November 2022.
Negara-negara yang tergabung dalam G20
Negara-negara yang tergabung dalam G20 adalah Argentina, Australia, Brazil, Kanada, China, Perancis, Jerman, India, Indonesia, Italia, Jepang, Korea, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, Turki, UK, dan Eropa. Manfaat diadakannya Presidensi G20 yang akan bertempatan di Bali adalah, disampaikan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bahwa akan ada banyak terciptanya lapangan kerja dalam jumlah besar bagi masyarakat Indonesia dikarenakan akan ada 157 pertemuan yang akan dilakukan di Indonesia.
Isu yang Dibahas Pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20
Isu utama yang akan dibahas pada G20 kali ini adalah mengenai ekonomi dan keuangan, seperti kebijakan fiskal, kebijakan moneter, investasi infrastruktur, regulasi keuangan, inklusi keuangan serta perpajakan internasional. Sedangkan Indonesia mengusung tiga fokus utama yang akan dibawa dalam Presidensi G20 yaitu arsitektur Kesehatan global, transformasi ekonomi digital, dan transisi energi yang berkelanjutan. Selain itu, dalam G20 juga akan membahas mengenai transisi energi yaitu aksesibilitas, optimalisasi teknologi dan pendanaan. Hal ini juga menguntungkan bagi Indonesia dikarenakan, Indonesia berpeluang membangun Kerjasama dan mendapat dukungan dari negara-negara maju terkait Net Zero Emission (NZE) pada tahun 2060 mendatang.
Maudy Ayunda, Juru Bicara Presidensi Indonesia di G20
Baru-baru ini publik dihebohkan dengan kabar bahwa Johnny Gerard Plate selaku Menteri Kementerian Komunikasi dan Informatika menunjuk Maudy Ayunda sebagai juru bicara Presidensi Indonesia di G20 pada Konferensi Pers Kamis 30 Maret 2022. Tidak perlu diragukan lagi kemampuan dan prestasi seorang perempuan lulusan Oxford dan Stanford University ini. Yang mana juga aktris sekaligus penyanyi, Maudy Ayunda dirasa mampu bertanggung jawab sehingga ditunjuk sebagai juru bicara Presidensi Indonesia di G20. Maudy menyampaikan dalam pidatonya bahwa, ia ingin memotivasi kaum millenials untuk Terbuka, Aktif & Terlibat dalam diskusi-diskusi penting, sebab menurut Maudy isu prioritas yang dibahas dalam G20 sangat relevan untuk generasi muda.
Namun baru-baru ini, gelar Juru Bicara yang disandang oleh Maudy Ayunda sempat menjadi kontroversi dikarenakan saat beberapa hari yang lalu, para Pers menanyakan apakah Putin selaku Presiden Rusia akan hadir dalam Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Indonesia tahun ini. Pada kesempatan itu Maudy Ayunda tidak menjawab pertanyaan pers sehingga kredibilitas dan tanggung jawabnya dipertanyakan. Netizen pun meragukan kemampuan Maudy Ayunda untuk menjadi Juru Bicara dalam Presidensi G20 nanti dikarenakan minimnya pengalaman dan jam terbang.